SIKAP GEREJA TERHADAP AGAMA DAN KEPERCAYAAN LAIN
Pengantar
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman, baik
suku, agama, bahasa, tradisi dan budaya. Keragaman itu memperkaya Indonesia
yang menghargai adanya perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika, menjadi pengikat kita
bersama dalam keragaman. Namun secara nyata, kita mengalami justru sebaliknya.
Perbedaan justru menjadi pemicu terjadinya konflik. Perkembangan masyarakat
kita saat ini menunjukkan keadaan yang memprihatinkan. Kita mendapati tahun 2010 - 93 kasus, tahun 2011 - 77 kasus; tahun
2012- 89 kasus (s.d agustus).
Beberapa alasan yang
dapat menjadi penyebab terjadinya konflik
- Adanya ambisi dari oknum penganut atau pemimpin agama yang ingin memperjuangkan kepentingan tertentu dengan mengatasnamakan agama dan keyakinan sebagai alasan untuk mengadakan pertikaian antar umat beragama
- Penganut agama kurang mendalami agamanya secara benar, sehingga mudah dihasut dan diprovokasi oleh pihak lain yang mempunyai niat jahat.
- Fanatisme beragama yang berlebihan, sehingga menganggap agama sendiri yang paling benar disertai dengan sikap ingin menghancurkan atau menghilangkan agama atau kepercayaan orang lain.
- Kurang mengenal, atau tidak mau mengenal agama dan kepercayaan lain, sehingga selalu mengukur kebenaran berdasarkan agamanya sendiri
- Menganggap agama dan kepercayaan lain sebagai ancaman terhadap agama yang dianutnya
- Kurang cepatnya penanganan aparat pemerintah dalam menangani isu-isu sara, sehingga menimbulkan masalah yang lebih besar.
- Adanya kecemburuan sosial dalam hal tertentu, misalnya dalam hal kesejahteraan hidup, sehingga memakai agama untuk melampiaskan kekesalannya
Ada yang indah dalam
kebersaman agama dan kepercayaan lain
Pada dasarnya, seluruh agama dan kepercayaan apapun,
mengajarkan yang baik kepada umatnya. Tidak ada agama atau kepercayaan lahir
demi sesuatu yang jahat, dengan menjadikan orang lain sengsara. Maka kita
sebagai umat beragama dengan keyakinan yang kita yakini membawa kebaikan baik
di dunia maupun kelak. Hal sama, kita dapat jumpai apa yang baik dan positif
dalam agama/kepercayaan lain. (Temukanlah kebaikan, hal positif dari agama dan
kepercayaan temanmu yang berlainan dengan agamamu sendiri!)
Bagaimana sikap Gereja terhadap
agama/kepercayaan lainnya?
Dokumen Gereja: Unitatis
Redintegratio art.3 alenia 3 (UR)
Tidak sedikit pula
upacara agama Kristen yang diselenggarakan oleh saudara/saudari yang tercerai
dari kita. Upacara itu dengan berbagai cara dan menurut bermacam-macam situasi
masing-masing Gereja dan jemaat sudah jelas memang dapat menyalurkan hidup
rahmat yang sesungguhnya, dan harus diakui dapat membuka pintu memasuki
persekutuan keselamatan.”
Dokumen Gereja: Nostra
Aetate
Artikel 1
“Gereja
meninjau dengan cermat, sikapnya terhadap agama-agama bukan kristen dalam tugasnya
memupuk kesatuan dan cinta kasih antar manusia, malah antar bangsa-bangsa.
Gereja memandang, terutama apa yang sama pada manusia dan yang membawa
kebersamaan hidup. Karena semua bangsa adalah satu masyarakat, mempunya satu
asal, sebab Allah menempatkan seluruh manusia di bumi. Semua mempunyai tujuan
yang akhir yang satu: Allah. Penyelenggaraan-Nya dan bukti kebaikan-Nya
mencakup semua orang.”
Artikel 2
“Gereja
Katolik tidak menolak apapun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci.
Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan
hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran yang memang dalam banyak hal berbeda
dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh
memantulkan sinar kebenaran, yang menerangi semua orang. Namun Gereja tiada
hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni “Jalan, Kebenaran dan
Hidup” (Yoh. 14:16); dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan,
dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya.
Beberapa
pokok poin dari dokumen di atas:
§ Persamaan yang nyata dalam
agama-agama yang berbeda itu dinyatakan bahwa semua agama memiliki sumber dan
tujuan yang sama, yakni Allah.
§ Sikap Gereja terhadap agama
dan kepercayaan lain adalah :
-
mendukung terciptanya kerukunan dan persaudaraan sejati dalam
kebersamaan dengan agama dan kepercayaan
- gereja perlu menghargai menghargai agama dan kepercayaan lain
sebagai ungkapan toleransinya
§ Hal konkret yang dapat
dilakukan Gereja dalam membangun kerukunana adalah.
- Gereja perlu membangun kebersamaan dan sikap terbuka terhadap
agama dan kepercayaan lain melalui DIALOG
-
Macam-macam dialog yang dapat dilakukan:
DIALOG KARYA,
keterlibatan dan kebersamaan dalam karya bersama, misalnya terlain dalam
organisasi, pengelolaan karya sosial, pendidikan, kerja bakti bersama dll.
DIALOG KEHIDUPAN,
keterlibatan dan kebersamaan dalam kehidupan nyata sehingga terjalin kerukunan
Misalnya, saling memberi salam, silaturahmi, saling mendukung, bertegur sapa, haring
pengalaman hidup, menjalin persahabatan dan persaudaraan
DIALOG IMAN, keterlibatan
dalam saling mengembangkan iman masing-masing , misalnya melalui pemahaman akan
nilai iman orang lain, memperdalam iman sendiri, saling tukar pendapat tentang
pandangan iman, saling belajar akan kekayaan rohani agama
Perbedaan
Toleransi dan Dialog
Toleransi
amat diperlukan dalam hidup bersamaan kita yang berbeda-beda. Sikap ini perlu
dibangun dan dihayati oleh setiap agama di Indonesia. Toleransi berbeda dengan
dialog. Toleransi adalah sikap menghormati, menghargai dan tidak
mengganggu agama lain. Sedangkan dialog agama, lebih mendalam daripada
toleransi. Dialog agama menyangkut sikap keterbukaan untuk mengerti, memahami,
menyelami, dan bertukar pendapat dengan agama dan kepercayaan lain. Dalam
dialog, unsur komunikasi antar dua pihak atau lebih; lebih mendalam.